CERITA KEGAGALAN IMPLEMENTASI ERP PADA PERUSAHAAN dedy kurniawan No Comment

Kegagalan Manco Group Dalam Konsep Erp Terhadap Reengineering Supply  Chain

Menurut Majed Al-Mashari dan Mohamed Zairi, Manco Group, pada tahun 1993 telah berusaha menggunakan konsep ERP, dengan memakai perangkat lunak SAP R/3, untuk  melakukan reengineering  terhadap  supply  chain  mereka.  Menurut  studi  yang dilakukan,  sesudah  beberapa  lamanya,  mereka  merasa  gagal,  meskipun  telah mengeluarkan biaya US$ 2,8 juta. Ada beberapa alasan  yang menyebabkan kegagalan tersebut yaitu meliputi : keinginan berlebih dari pengurangan tenaga kerja secara masif, lingkup dan fokus yang sangat lambat, meremehkan peran komunikasi, kemajuan  dan pengukuran  kinerja  lambat,  kurang kesadaran  memiliki  dan  transfer  pengetahuan, kecenderungan  mengisolasi  teknologi  informasi  dari  kegiatan  bisnis,  dan  kekurangan kesiapan dalam fungsi teknologi informasi.

Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya kegagalan dan keberhasilan adalah sebagai berikut :
  • Beberapa eksekutif secara buta berharap  bahwa perangkat lunak dan sistem baru dapat  memecahkan kesulitan  fundamental  bisnis,  yang sebetulnya  tidak akan dapat dipecahkan oleh perangkat lunak apapun.
  • Beberapa  eksekutif  dan  manajer  teknologi  informasi  kurang komit  dan  kurang menyisihkan  waktu  untuk melakukan  analisis  yang cukup  pada  waktu  tahap perencanaan dan implementasi.
  • Beberapa  eksekutif  dan  manajer  teknologi  informasi  kurang memperhatikan mengenai pendidikan dan pelatihan karyawan.
  • Keinginan Berlebih dari Pengurangan Tenaga Kerja Secara Masif.  Pengurangan  tenaga  kerja  secara  masif  agaknya  dijadikan  alasan  utama  pengusulan perlunya reengineering sehingga manajemen terlalu berharap dan ambisius melakukan hal ini tanpa persiapan yang matang dan kurang mengantisipasi  konsekuensi-konsekuensi yang timbul.
  • Lingkup dan Fokus yang Sangat Lambat. Tim reengineering karena menghadai problema teknis yang diakibatkan oleh pengurangan tenaga kerja secara masif, juga menghadapi dan menanggapi keberatan-keberatan yang lebih bersifat teknis. Akibatnya, fokus pada reengineering menjadi buyar dan tim terjebak dalam menangani dan menanggapi hal-hal teknis.
  • Meremehkan Peran Komunikasi. Komunikasi sebetulnya sangat penting dalam reengineering, karena komunikasi yang baik akan menghasilkan dukungan, komitmen, dan tanggapan positif dari semua petugas yang terlibat dalam perubahan. Tim reengineering Manco Group merasa bahwa mereka kurang berusaha secara sungguh-sungguh melakukan komunikasi dengan baik, meskipun hal ini dianggap hal yang paling sulit dalam reengineering.
  • Kemajuan dan Pengukuran Kinerja Lambat. Pengukuran  kinerja  adalah  hal  yang sangat  diperlukan  dalam  reengineering,  untuk mengetahui  dan  mengendalikan  kemajuan,  memberikan  kesadaran  akan  tujuan,  dan meningkatkan  moral  karyawan.  Dalam  pengalaman  Manco  Group,  beberapa  ukuran kinerja ini memang dibuat, tetapi tidak ditindak lanjuti secara taat asas, sehingga manfaat dari pengukuran kinerja yang diharapkan, tidak diperoleh.
by Dedy Kurniawan

Pekerja dan Praktisi IT di Media Massa Regional Sumatera Selatan

Ikuti Saya @ Twitter | Facebook | Google Plus

No Comment